Mengenal Tortikolis Atau Tengleng

Tortikolis atau tengleng adalah kondisi yang cukup umum ditemui pada bayi yang baru lahir. Kondisi ini bisa terjadi sejak saat lahir, hingga usia 3 bulan. Penyebab pastinya tidak diketahui, namun posisi janin saat di dalam rahim (posisi sungsang), penggunaan vakum dan forceps saat persalinan, bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya tortikolis.

Pada leher bayi ada otot sternocleidomastoid (SCM), yang terletak di kanan dan kiri leher, melintang dari belakang telinga ke tulang dada bagian atas. Adanya tekanan pada satu sisi dari otot ini bisa menyebabkannya mengeras dan membuat anak sulit menengok/menggerakan lehernya.

Tanda yang sering ditemui pada bayi dengan tortikolis yaitu kepala yang miring ke salah satu sisi, dagu dan wajah mengarah ke sisi yang berlawanan. Pada bayi masih sulit dibedakan, mulai bisa dikenali di sekitar usia 2-4 minggu. Bayi biasanya juga lebih memilih untuk melihat dari satu bagian sisi tubuhnya daripada berbalik. Ketika menyusu, akan mengalami kesulitan pada satu sisi, karenanya lebih memilih menyusu hanya di satu sisi yang lebih mudah. Bayi juga terlihat kesulitan membalikan badannya.

Bayi dengan tortikolis bisa jadi memiliki kepala yang datar (plagiochepaly) di satu sisi karena seringnya berbaring di satu sisi itu saja. Benjolan yang mengeras pada leher juga bisa ditemui, karena mengerasnya otot di bagian tersebut.


Untuk memastikan bayi apakah memiliki tortikolis atau tidak perlu diperiksakan dulu ke dokter. Hal yang dinilai salah satunya adalah melihat sejauh mana bayi bisa menggerakan kepalanya. Ketika diagnosis sudah pasti, langkah awal yang bisa dilakukan adalah melatihnya di rumah. Terapi ini bertujuan mengendurkan otot yang kencang, dan menguatkan otot sebaliknya yang lemah. Ini supaya kekuatan otot leher bayi bisa dibentuk.

Latihan ini juga bisa dibantu oleh fisioterapis dengan lebih tepat dan intensif. Tentu saja orang tua tetap wajib melatihnya di rumah. Paling baik jika bisa dilatih sejak dini sebelum usia 3 bulan. Latihan yang terus dilakukan, diharapkan setelah beberapa bulan berjalan, bisa ada perbaikan yang dicapai.

Cara melatihnya bisa dengan saat bermain atau memberi makan, anak dipancing dan dilatih untuk menggerakan kepalanya ke sisi yang lain. Selain itu bisa juga dengan menerapkan “tummy time”, anak dengan posisi tengkurap dan bermain selama sekitar 10-15 menit, bisa melatih kekuatan otot lehernya. Saat tidur, baringkan sisi yang sakit ke arah dinding, sehingga anak menggerakan leher dan badannya untuk bisa melihat ke arah ruangan.

Periksakan ke dokter jika ditemui bayi dengan kondisi tortikolis. Jika diketahui sejak awal dan dilakukan intervensi dini berupa fisioterapi dan latihan intensif, kemungkinan membaiknya cukup tinggi. Pada anak yang sudah dilakukan fisioterapi rutin tapi belum membaik, atau diketahui ketika sudah besar, operasi bisa membantu penyembuhan tortikolis, konsultasikan dengan dokter.
Sumber Tulisan : FB dr. Agung Zentyo Wibowo

No comments:

Post a Comment

INSTAGRAM FEED

@soratemplates