Dehidrasi dan Diare Yang Umum Terjadi Pada Anak

Jika anak diare, dokter akan menegakan diagnosis penyebabnya, selain itu hal lain yang juga penting untuk dinilai adalah status dehidrasinya. Dari anamnesis, riwayat penyakit bisa diketahui beberapa hal misalkan frekuensi diare, apakah ada muntah berulang, dan apakah juga terjadi demam. Semakin sering frekuensi diare, apalagi jika disertai muntah maka akan bisa dinilai gambaran “output” cairan anak, yang jika terus berlanjut bisa mengarah ke kondisi dehidrasi. Demam juga bisa menyebabkan dehidrasi. Tanda-tanda dehidrasi juga bisa ditemui dalam pemeriksaan fisik. Pemeriksaan lanjutan seperti cek lab darah dan feses, mungkin diperlukan pada beberapa kasus diare.

Perlu diketahui, penyebab diare tersering pada anak adalah karena rotavirus. Karena kebanyakan disebabkan oleh jenis virus ini, maka umumnya diare pada anak tidak memerlukan antibiotik. Ciri lain adalah diare karena rotavirus umumnya terjadi pada anak di bawah usia 2 tahun. Hampir setiap anak biasanya pernah terpapar rotavirus minimal 1 kali.

Gejala diare karena rotavirus biasanya demam yang tidak terlalu tinggi, bisa disertai muntah, dan akhirnya menjadi diare. Ada atau tidaknya muntah bukan menjadi pembeda antara penyebab diare karena rotavirus atau bakteri. Banyak orang tua khawatir anaknya sudah beberapa hari diare tapi belum kunjung sembuh. Ini bisa dipahami, karena umumnya diare karena rotavirus bisa berlangsung selama 4-8 hari.

Hampir setiap kasus diare, dipengaruhi oleh faktor kebersihan yang buruk. Pada anak-anak, apalagi yang masih kecil, biasanya apa yang dimakan selalu dalam pengawasan orang tua. Sehingga faktor kebersihan makanan ini lebih kecil pengaruhnya. Sebaliknya, coba perhatikan bagaimana mereka bermain di lantai, kemudian tangannya masuk ke dalam mulut. Inilah yang saya lebih curigai sebagai faktor resiko penyebabnya, yaitu kebersihan tangan anak. Karena itu, penting untuk menjaga anak agar tangannya tetap bersih dan tidak memasukkannya ke dalam mulut saat bermain.

Beberapa orang tua menganggap diare adalah masalah biasa. Justru sebaliknya, diare bisa menjadi masalah serius dan berbahaya kalau tidak diatasi. Kuncinya adalah mengenal tanda-tanda dehidrasi dan bagaimana cara mengatasinya. Inilah yang bisa membahayakan bagi anak, kasus diare dengan dehidrasi berat yang terlambat ditangani, bisa berakibat fatal. Jika terjadi dehidrasi berat, tidak bisa hanya dirawat dirumah. Pemberian cairan harus lewat intravena/infus di rumah sakit.

Kenali tanda dehidrasi, seperti anak tampak gelisah, rewel, mata cekung, jika masih bayi bisa teraba ubun-ubun cekung, tampak kehausan dan ingin minum terus, dan cubitan pada kulit perut/turgor kembalinya lambat. Jika sudah tampak tanda-tanda ini, maka sudah mulai terjadi dehidrasi ringan.

Jika masih ASI, berikan lebih sering dari biasanya. Jika sudah minum sufor, tidak perlu diencerkan. Namun jika diberikan cairan dalam bentuk lain seperti jus, sebaiknya diencerkan. Berikan oralit untuk menggantikan elektrolit yang hilang akibat diare, perhatikan cara penggunaannya. Air putih tidak bisa menggantikan elektrolit, jangan berikan terlalu berlebihan, lebih utama diberikan oralit. Obat-obatan diare, hanya diberikan setelah pemeriksaan oleh dokter. Perhatikan dosisnya sesuai dengan yang disarankan dokter.

Penanganan awal diare masih bisa dilakukan di rumah, terutama jika tidak disertai tanda-tanda dehidrasi. Tapi orang tua wajib membawa ke rumah sakit jika tidak membaik setelah 3 hari. Tanpa perlu menunggu 3 hari, bisa dibawa ke rumah sakit jika diare seluruhnya cair, frekuensinya banyak dan sering. Ini pertanda banyaknya cairan yang hilang. Jika terdapat muntah berulang, terus kehausan, tidak bisa makan dan minum secara normal, ini adalah tanda input cairannya tidak berlangsung dengan baik. Otomatis proses rehidrasi cairan pun belum berjalan dengan baik, dan kondisi dehidrasinya belum teratasi. Demam, dan darah pada tinja bisa menjadi pertanda dari sebab lain yang harus di periksa lebih lanjut di rumah sakit.

Pencegahan terpenting adalah dengan menjaga kebersihan tangan, ajak anak untuk rajin mencuci tangan. Jaga kebersihan lingkungan sekitar anak untuk mencegah penyebaran diare karena rotavirus. Tidak jarang ditemui, anak yang sering mengalami diare, setelah ditanya lebih lanjut, faktor lingkungannya memang sangat berpengaruh.

Pesan inti dari tulisan ini adalah, jagalah kebersihan tangan dan lingkungan bermain anak, kenali tanda dehidrasi pada anak, dan berikan penanganan yang tepat saat anak mengalami diare. Mencegah lebih baik daripada mengobati.
Sumber tulisan : FB dr Agung zentyo wibowo

No comments:

Post a Comment

INSTAGRAM FEED

@soratemplates