Saat terjadi kejang demam, anak akan tampak seperti hilang kesadaran, tangan dan kakinya kejang bersamaan, bisa disertai mata yang melihat ke atas, kekakuan pada kaki dan tangan. Kebanyakan kejang demam hanya berlangsung selama beberapa menit, tidak sampai 15 menit.
Meskipun tampak sangat menakutkan, kejang demam sederhana yang berlangsung kurang dari 15 menit TIDAK menyebabkan kerusakan otak atau masalah kesehatan jangka panjang lainnya. Perlu dibedakan dengan kejang demam kompleks yang harus diketahui penyebab khususnya. Beberapa cirinya adalah kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit, kejang demam yang berulang dalam 1 hari, dan hanya sebagian tubuh yang mengalami kejang.
Sekitar 40% anak yang pernah mengalami kejang demam, bisa berulang di masa yang akan datang, terutama jika kejang demam pertama terjadi di usia kurang dari 18 bulan, ada riwayat kejang demam dalam keluarga, kejang muncul sebagai gejala awal (mendahului demam), atau kejang demam yang terjadi saat demam tidak tinggi.
Apa yang perlu diperhatikan saat anak mengalami kejang?
Orang tua sebaiknya tetap tenang dan melakukan beberapa hal berikut:
- Mencatat lamanya kejang, jika sudah lebih dari 5 menit, segera bawa ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
- Tetap bawa ke RS jika anak tampak tidak sadar meskipun kejang demam sudah berhenti.
- Tempatkan anak di tempat yang aman dan datar, jauh dari kemungkinan benda yang membahayakan. Jangan menahan anak supaya tidak kejang selama kejadian kejang demam.
- Posisikan anak miring ke samping untuk mencegah tersedak. Jika memungkinkan, bersihkan mulut anak dari benda apapun yang menghalangi jalan napas. JANGAN menempatkan benda apapun di mulut anak saat kejang, TIDAK PERLU khawatir lidah anak tergigit, karena adanya benda di mulut justru akan menyulitkan anak untuk bernapas.
- Bawa ke rumah sakit jika kejang demam ini merupakan kejang yang pertama kali terjadi, untuk diketahui adakah sebab khusus dari kejang demamnya. Terutama jika ditemui gejala leher kaku, anak tampak tidak sadar, muntah berulang, yang bisa jadi tanda meningitis, atau infeksi lain pada otak.
Sebagian besar kasus kejang demam berlangsung singkat, dan tidak menyebabkan kerusakan otak ataupun masalah kesehatan jangka panjang. Justru saat terjadinya kejang, potensi bahaya terjadi dari anak bisa terbentur, terjatuh, atau tersedak makanan yang ada di mulut. Antisipasi hal ini supaya tidak terjadi.
Hingga saat ini TIDAK ADA bukti ilmiah kejang demam menyebabkan kerusakan otak. Banyak penelitian menyebutkan anak yang mengalami kejang demam berulang dan lama, tetap memiliki kemampuan yang baik saat di sekolah dan hasil tes intelektualnya sama seperti saudaranya yang tidak mengalami kejang. Meskipun kejang demam bisa terjadi lebih lama, tapi sebagian besar anak akan benar-benar pulih dan sembuh.
Beberapa pemeriksaan bisa dilakukan oleh dokter untuk memastikan apakah kejang demam disebabkan oleh penyebab khusus yang lebih serius, misalnya infeksi pada selaput otak atau meningitis. Ini juga bisa menjadi sebab kejang demam, dengan dampak kesehatan yang lebih berat. Jika setelah melakukan pemeriksaan dokter mencurigai meningitis, maka akan dilakukan pemeriksaan penunjang berupa tes cairan serebrospinal. Jika selain kejang juga ada diare berat atau muntah berulang, bisa jadi kejang disebakan oleh DEHIDRASI. Maka dokter juga akan memeriksa darah dan urin untuk menentukan penyebab dari demam. Dehidrasi berat bisa mengancam nyawa, maka yang membahayakan adalah dehidrasinya.
Jika kejang demam berlangsung lama dan disertai infeksi yang berat, pada anak yang berusia dibawah 6 bulan biasanya akan dirawat, sementara pada kebanyakan kasus kejang demam karena termasuk ringan, tidak memerlukan rawat inap di rumah sakit.
Apakah kejang demam bisa dicegah? Sebagian dokter bisa memberikan obat pencegahan kejang, tapi untuk kasus kejang demam sederhana, obat-obatan ini tidak diperlukan. Karena kejang demam pada umumnya tidak berbahaya dan hanya berlangsung sebentar.
Sebagian orang tua akan panik saat anaknya demam dan ingin segera menurunkan suhunya dengan memberikan parasetamol. Meskipun demikian, TIDAK ADA bukti ilmiah bahwa parasetamol bisa mencegah kejang demam. Fungsi parasetamol lebih kepada pereda nyeri, membuat anak yang merasa sakit menjadi lebih nyaman.
Pada sebagian besar kasus kejang demam adalah kondisi yang ringan. Orang tua perlu mengetahui penanganan saat terjadi kejang demam. Periksakan ke dokter jika anak mengalami kejang demam untuk pertama kalinya, ada tanda-tanda seperti leher yang kaku, muntah berulang, atau tidak sadar. Dokter akan memeriksa lebih lanjut untuk mengetahui jika ada sebab khusus dari kejang demam.
Sumber: FB dr. Agung Zentyo W
No comments:
Post a Comment