Masalah motorik bayi prematur umumnya dipengaruhi oleh kelahiran yang sangat prematur (usia kehamilan < 32 minggu), dan bayi berat lahir rendah. Dokter akan memperhatikan sejak awal apakah sudah ditemukan tanda adanya masalah pada gerakan dan kontrol tubuh. Sebagai contoh, kekuatan otot yang berbeda di kedua sisi. Ini bisa dinilai sejak bayi masih di NICU. Penanganan sejak dini akan dilakukan jika ditemukan tanda-tanda masalah pada pemeriksaan.
ilustrasi bayi |
Setelah bayi prematur dibolehkan pulang, jangan lupa untuk tetap memantau kemampuan fisiknya. Biasanya ini akan bisa dibantu oleh fisioterapis, atau dokter spesialis anak yang rutin menilai apakah tumbuh kembang sudah sesuai dengan tahapannya. Perhatikan untuk menggunakan usia koreksi.
Sekitar 40 persen dari bayi yang sangat prematur memiliki masalah motorik yang ringan, diantaranya:
- Masalah pada motorik halus : menaruh puzzle yang memiliki bentuk berbeda, atau memegang pensil.
- Masalah pada perencanaan : kemampuan mengerti, merencanakan, dan melakukan sesuatu seperti berjalan di sekitar rintangan.
- Kordinasi visuomotor : seperti menulis dan menggambar.
- Kemampuan sensorimotor : seperti merasakan berat dari gelas yang penuh dan mengambil sesuatu yang berisi tanpa menumpahkannya.
Sekitar 10-15 persen bayi prematur memiliki masalah motorik yang lebih berat, yang kita kenal dengan cerebral palsy. Resiko mengalami cerebral palsy lebih besar pada bayi yang sangat prematur, yang perkembangan organ otaknya masih belum sempurna (45 persen kasus cerebral palsy terkait dengan kondisi ini). Bayi yang mengalami kondisi penyerta yang berat saat di NICU juga memiliki resiko lebih besar mengalami cerebral palsy.
Untuk dapat menegakan diagnosis cerebral palsy sebelum usia 12 bulan bukan hal yang mudah. Karena diagnosis ditegakan dari menilai kemampuan tumbuh kembang seperti duduk tanpa bantuan, merangkak, dan berjalan.
Selalu pantau capaian tumbuh kembang bayi prematur dengan menggunakan usia koreksi. Konsultasikan dengan dokter spesialis anak yang merawat, untuk melihat apakah tumbuh kembang anak masih dalam batas yang normal, memerlukan stimulasi dengan program latihan khusus, atau diperlukan pemeriksaan lanjutan untuk penegakan diagnosis.
Setiap bayi prematur, khususnya yang lahir sangat prematur (usia kehamilan < 32 minggu), memiliki resiko mengalami gangguan pada perkembangan fisik/motorik. Deteksi dan intervensi dini akan memberikan hasil akhir dan kesempatan yang lebih baik bagi setiap bayi prematur yang memiliki masalah pada tumbuh kembang.
Sumber Tulisan: FB dr. Agung Zentyo Wibowo
No comments:
Post a Comment