Saat kehamilan adalah masa dimana emosi bisa mudah berubah, dan pengalaman yang sangat berbeda bagi pasangan. Tidak hanya istri, suami pun juga bisa mengalami masalah emosional. Perubahan hormon bisa mempengaruhi mood, membuat cepat lelah, mudah marah, tersinggung, ini umum ditemui. Tapi perubahan yang lebih dari 2 minggu perlu diwaspadai, ini bisa jadi tanda dari depresi. Jangan ragu untuk datang ke dokter atau psikolog jika mengalami hal ini.
Depresi, emosi, stres bisa dengan mudah dikendalikan? Belum tentu. Banyak kasus depresi yang mengenai orang-orang yang tampak sudah “terlatih” menghadapi situasi yang sulit. Bukan sesuatu yang pasti bisa dihindari. Masalah emosional, depresi ini bisa mengenai siapapun.
Disinilah peran penting bagi suami untuk bisa mengenali tanda-tanda depresi pada istri. Pada masa kehamilan, jika terjadi perubahan emosi lebih dari 2 minggu, sampaikan ke dokter atau bidan saat periksa kehamilan.
Ilustrasi postpartum depression |
Tanda yang bisa diamati:
- Sulit tidur
- Kelelahan yang amat sangat
- Keinginan untuk terus makan, atau tidak mau makan sama sekali
- Berat badan yang turun, atau naik yang tidak normal (tidak berkaitan dengan kehamilan)
Perubahan pada emosi:
- Mudah panik dan cemas
- Tampak berbeda secara emosional
- Mudah sekali tersinggung
- Menghindari bertemu keluarga dan teman-teman
- Tidak bisa senang atau bahagia walau dihibur dengan apapun
- Merasa bersalah atau merasa gagal
- Sedih yang teramat sangat
- Berpikir tentang kematian atau bunuh diri
Perubahan perilaku:
- Tidak bisa berkonsentrasi, sulit mengingat hal kecil
- Sulit memutuskan sesuatu, atau sulit mengerjakan pekerjaan sehari-hari
- Tidak tertarik pada hubungan seksual
Jika pasangan mengalami tanda-tanda di atas lebih dari 2 minggu, jangan diabaikan. Periksakan ke dokter.
Lebih dari 15 % ibu mengalami depresi paska melahirkan. Suami adalah orang yang paling bisa melihat tanda dari pasangannya yang mulai menarik diri dari interaksi sosial dan pertemanan.
Dukungan dari suami akan sangat membantu bagi istri untuk mengurangi tanda dan gejala depresi yang dialami. Jika kesulitan jangan ragu untuk pergi ke dokter, atau psikolog. Mendengarkan keluh kesah istri tentang apa yang dirasakan, membantu mengerjakan pekerjaan rumah, dan merawat si kecil akan bisa mengurangi beban dari istri yang mengalami gejala depresi.
Tentu saja saat menghadapi kesulitan dalam hidup, meningkatkan aspek spiritualitas juga bisa membantu. Mengarahkan tentang berpikir positif, mendekatkan diri kepada agama, akan sangat membantu bagi terutama bagi ibu muda yang rentan mengalami depresi paska melahirkan.
Sebuah hasil penelitian menyebutkan, ibu yang aktif di kegiatan keagamaan memiliki resiko yang lebih kecil mengalami tanda dan gejala depresi paska melahirkan. Keaktifan dalam kegiatan keagamaan membantu mengatasi stres pada masa awal menjadi seorang ibu.
Depresi paska melahirkan perlu dikenali tanda dan gejalanya. Jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter atau psikolog. Suami memegang peranan penting untuk membantu dan mendukung istri yang sangat rentan terkena depresi paska melahirkan.
Sumber Tulisan: FB dr. Agung Zentyo Wibowo
No comments:
Post a Comment