Kenapa Harga Rokok Harus Mahal?

Masyarakat indonesia tidak bisa dihimbau untuk berhenti merokok, walaupun rokok sudah diberi gambar penyakit di bungkus rokok atau mengharamkan merokok sekalipun, hanya dengan menaikkan harga rokok para perokok akan banyak yang berhenti.

Mengapa harga rokok harus mahal?

Rokok mahal akan menekan jumlah rokok anak. Perokok anak terus meningkat. Lebih dari 30% anak di Indonesia merokok sebelum usia 10 tahun. Sementara itu perokok usia 15-19 tahun meningkat 3 kali lipat dalam kurun waktu 5 tahun. [Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan RI, 2010]

Akses Rokok Mudah Terjangkau Anak-Anak

3 dari 5 anak sekolah membeli rokok di warung/tokok tanpa ditolak karena usia mereka. [Global Youth Tobacco Survey, 2014]

Mengurangi Impor Tembakau

42% tembakau yang digunakan untuk memproduksi rokok adalah hasil impor. Kondisi ini menyebabkan rendahnya nilai jual tembakau lokal, yang pada akhirnya menyengsarakan petani. Oleh karena itu, naiknya harga rokok juga akan meningkatkan cukai tembakau hasil impor. [Badan Pusat Statistik 2015]

Meningkatkan Layanan Kesehatan Masyarakat

Negara mengalami kerugian sebesar 378,4 triliun rupiah akibat menanggulangi penyakit yang diakibatkan oleh rokok. Ketika pemerintah menaikkan harga rokok, kemudian uangnya masuk jadi anggaran kesehatan, maka akan meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakat. [Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI, 2013]

Mewujudkan Nawa Cita

Jika generasi masa depan terlindungi dari dampak rokok, maka akan meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat, sebagaimana yang tercantum dalam salah satu nawa cita Presiden dan Wakil Presiden.

Di Indonesia Harga Rokok Sangat Murah

NegaraHarga (US Dollar)
Australia$18.45
Inggris$13.55
Amerika Serikat$13.00
Singapura$9.46
Malaysia$3.50
China$3.26
India$3.21
Filipina$1.36
Indonesia$1.35

Mengapa rokok harus mahal? | fctcuntukindonesia.org

Cukai rokok vs biaya kesehatan | fctcuntukindonesia.org

Berapa duit yang didapat dari rokok dan yang keluar karena rokok

Kami tidak menghisap barang hina itu

46 persen perokok mengaku akan berhenti merokok

46 Persen Perokok Mengaku Akan Berhenti Merokok, Jika?

Sebanyak 46 persen perokok mengaku akan berhenti merokok jika harganya lebih dari Rp50.000 per bungkus, atau naik sekitar 300 persen dari harga saat ini. Demikian hasil survei Universitas Indonesia kepada 1.000 orang yang dilakukan pada Desember 2015 hingga Januari 2016.

Fakta lain dalam survei tersebut, sebanyak 80,3 persen atau 976 responden mendukung kenaikan harga dan cukai rokok untuk membiayai JKN. Survei juga menemukan bahwa 41,3 persen responden mengkonsumsi rokok hingga dua bungkus per hari dengan biaya Rp600.000 per bulan.

No comments:

Post a Comment

INSTAGRAM FEED

@soratemplates